Fakta mengenai Industri dan bisnis Rokok di Indonesia

No Smoking

Selasa, 01 Mei 2012

Model Evaluasi KirkPartick

Evaluasi dalam promosi kesehatan merupakan tahap penting yang memastikan kesinambungan dari program yang telah disusun.
Evaluasi adalah proses menilai apa yang telah dicapai dan bagaimana hal tersebut dapat dicapai (Ewles & Simnet, 1994). Sedangkan menurut Bartholomew, et al. (2009), evaluasi merupakan proses yang paralel, proses yang terhubung dan merupakan bagian dari perencanaan program yang dimulai dari need assessment. Jadi, memahami program secara utuh adalah tahap awal dari evaluasi. Hal ini berarti bahwa kegiatan evaluasi adalah melihat secara kritis program yang sedang atau yang telah dilaksanakan, membuat penilaian apa yang baik dan apa yang buruk pada program, dan bagaimana program tersebut dapat diperbaiki.

Dalam mengevaluasi sebuah program promosi kesehatan, terdapat beberapa kerangka evaluasi yang dapat digunakan. Menurut Fretman & Allensworth (2009), ada dua kerang evaluasi yang biasa digunakan dalam promosi kesehatan, yaitu kerangka CDC dan RE-AIM. Ada pula kerangka PROCEED-nya Green & Kreuter (1991) yang sejak lama telah menjadi ruh promosi kesehatan. 

Namun yang kita bahas saat ini adalah kerangka evaluasi Kirkpatrick (1994), yang biasa diguanakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan. Kerangka ini terdiri atas empat tahap evaluasi yaitu reaction, learning, transfer dan result. Tahap reaction adalah mengukur reaksi subjek dalam sebuah pelaksanaan sebuah program pendidikan kesehatan, seperti tanggapan terhadap informasi yang diberikan. Lebih persisnya, tahap ini mencoba untuk menjawab pertanyaan mengenai sesuatu yang berhubungan dengan persepsi subjek terhadap program, seperti, apakah bahan-bahan dalam penyampaian proses pendidikan kesehatan yang diberikan sudah relevan bagi subjek.

Tahap kedua, learning, yaitu tahap untuk menilai apakah partisipan setelah mendapatkan pendidikan mengalami peningkatan dalam pengetahuan, keahlian dan perubahan perilaku terhadap informasi yang telah diberikan. Untuk mengetahuinya dilakukanlah tes di awal dan diakhir proses pendidikan dilasanakan. Tahap ketiga, transfr, adalah tahap dimana pengukuran dilakukan dengan melihat apakah subjek sudah dapat melakukan perubahan terhadap perilaku yang lebih baik. Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk mencoba menjawab beberapa pertanyaan, seperti, apakah kemampuan yang telah diperoleh subjek seperti pengetahuan dan keahlian dapat merubah kebiasaan subjek menjadi lebih baik. Pada tahap ini proses pengukuran menjadi lebih sulit, karena sulit untuk memprediksi kapan perubahan tersebut terjadi.

Tahap keempat, result, adalah tahap untuk menilai apakah sebuah pendidikan yang telah dilakukan memberikan perubahan yang lebih baik dalam kesehatan dan kehidupan subjek. Sebagai contoh, dampak dari diberikannya informasi tentang kesehatan reproduksi hasilnya menurunkan angka kehamilan di luar nikah, mengingkatnya tanggungjawan subjek terhadap kesehatan reproduksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;