Ditengah maraknya masyarakat perokok aktif yang semakin meningkat terutama di kalangan remaja, sebuah kampung di Kota Yogyakarta tepatnya warga RW 06 Ds. Suryowijayan membuat sebuah terobosan dengan mencanangkan program “Rumah Bebas Asap Rokok”.
Program ini berawal dari sebuah perlombaan pembuatan poster untuk memperingati hari anti tembakau sedunia yang diselenggarakan oleh Quit Tobacco bersama Fak. Kedokteran UGM yang diikuti oleh warga RW 06 dan berhasil menjadi juara 3. Setelah memenangkan perlombaan tersebut muncullah ide tentang Rumah Bebas Asap Rokok dari sekumpulan ibu-ibu yang tergabung dalam anggota PKK, dimana dalam program ini ibu-ibu menghimbau kepada warga khususnya yang merokok untuk tidak merokok di dalam rumah karena dapat mengkontaminasi udara dalam rumah dan menjadikan perokok pasif bagi anggota kerluarga lainnya.
Bentuk himbauan untuk tidak merokok ini diterapkan melalui pembagian sticker yang berisi tentang larangan untuk merokok, tidak menyediakan asbak disetiap rumah warga, dan larangan untuk merokok ditempat-tempat umum seperti mushola, sekolah, dan setiap acara pertemuan maupun hajatan warga. Program ini sudah berjalan hampir 4 tahun dan mendapatkan respon dan dukungan yang sangat baik dari masyarakat setempat. Dengan adanya program rumah bebas asap rokok ini timbullah kesadaran para warga khususnya para perokok tentang bahaya asap rokok terhadap orang-orang yang mereka sayangi. “Apabila sekarang anda berkunjung ke salah satu rumah warga di Ds.Suryowijayan tepatnya RW 06 jangan harap anda akan menemukan asbak rokok di setiap rumah warganya” tutur Ibu Eni Heroe selaku salah satu penggerak PKK di RW 06 Ds. Suryowijayan.
Selain rumah bebas asap rokok, warga RW 06 juga membuat program mitra keluarga yang sudah berjalan sejak pasca gempa tahun 2006. Program mitra keluarga adalah sebuah pendampingan bagi korban gempa sebagai trauma healing (penyembuhan trauma) dengan melibatkan tenaga psikilog, ekonom dan Dokter. Para warga dapat berkonsultasi tentang masalah apapun di dalam keluarga mereka mulai dari masalah ekonomi sampai masalah pribadi keluarga yang dijamin kerahasiaannya. Semua tenaga baik tenaga kesehatan, ekonomi dan psikolog yang terlibat sendiri berasal dari warga setempat yang melakukan pendampingan secara sukarela tanpa memungut biaya apapun. Dari semua kegiatan ini terlihatlah betapa besarnya kepedulian mereka terhadap orang-orang disekitarnya.
Sebagai ringkasan dari ulasan di atas, berikut langkah demi langkah mewujudkan Rumah Bebas Asap Rokok versi Dusun Suryowijayan:
- Menginventarisasi sumber daya meliputi manusia, bahan-bahan, biaya yang mungkin dibutuhkan.
- Bekerja sama dengan Quit Tobacco Indonesia atau lembaga peduli anti tembakau.
- Pendekatan terhadap tokoh masyarakat yakni pimpinan PKK tingkat RW mengingat yang disasar adalah ibu rumah tangga dilingkungan RW tersebut.
- Mengumpulkan data dan fakta mengenai bahaya asap rokok.
- Menyampaikan informasi bahaya asap rokok kepada sasaran yakni ibu rumah tangga.
- Mengajak ibu-ibu yang sudah terpapar informasi agar menghimbau suami untuk mendukung program rumah bebas asap rokok.
- Bersama dengan warga masyarakat menyusun draft kesepakatan rumah bebas asap rokok.
- Menerapkan kesepakatan pada seluruh sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar