Fakta mengenai Industri dan bisnis Rokok di Indonesia

No Smoking

Senin, 17 Desember 2012

Social Determinantof Health???


Belakangan ini determinan sosial kesehatan menjadi sebuah discourse yang benar-benar hangat dibicarakan di dunia kesehatan khususnya kesehatan masyarakat. Hal ini terjadi terutama sejak WHO mempublikasikan sederet evidence terkait faktor-faktor sosial yang terbukti mempengaruhi derajat kesehatan suatu kelompok populasi. 

Yang menarik adalah apa iya baru belakangan ini ilmuwan kesehatan menemukan bukti ilmiah hubungan faktor sosial dengan kesehatan suatu kelompok masyarakat? Jawaban-nya tegas TIDAK.
Hubungan antara faktor sosial dengan derajat kesehatan sudah dibuktikan sejak awal perkembangan ilmu kesehatan masyarakat bahkan kedokteran. Untuk memahami ini kita harus kembali ke masa lalu, abad 19 atau tahun 1800an, dimana masalah kesehatan lebih banyak didominasi penyakit menular seperti kolera, disentri, TB, kusta, dan tifus.
Pernah mendengar nama John Snow? seorang dokter yang menganalisis kematian 93 orang akibat kolera berdasarkan sebaran geografis dan menemukan kaitannya dengan sumber air perpipaan. Peristiwa ini jauh terjadi sebelum kuman kolera berhasil diidentifikasi, tetapi lewat apa yang kini kita kenal sebagai epidemiologi John Snow berhasil mengidentifikasi faktor “sosial” yang mempengaruhi kejadian kolera di Inggris.
Lalu ada Engels, dalam tulisannya yang terkenal “The condition of working class in England” Beliau mengemukakan fakta bahwa penyakit “black lung” lebih banyak terjadi pada pekerja tambang yang bekerja dalam kondisi lingkungan yang minim ventilasi, iya juga mengkaitkan kondisi ini dengan rendahnya keinginan atau perhatian pengusaha untuk memperbaiki kondisi kerja dengan tingginya kejadian penyakit pada pekerjanya. Tulisan ini jelas membuktikan kaitan faktor lingkungan kerja sebagai faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan.
Selain itu ada R. Virchow yang seorang dokter, pakar mikrobiologi menuliskan bahwa politik adalah kedokteran dalam sekala yang lebih besar, benar kedokteran menolong orang untuk sembuh dan memperpanjang hidup tetapi kalau ingin menghasilkan dampak yang lebih besar maka peningkatan kondisi sosial adalah jawabannya. Disinilah advokasi dan perjuangan sosial politik serta ekonomi berperan besar.
Contoh lainnya adalah Chadwick, yang mungkin bisa disebut sebagai bapaknya ilmu kesehatan lingkungan, pada awal perkembangannya ilmu kesmas lebih banyak berkutat pada upaya menyehatkan masyarakat melalui kesehatan lingkungan yaitu perbaikan sistem sanitasi (sampah dan limbah) yang jelas-jelas terkait dengan faktor sosial seperti kepadatan penduduk dan juga kemiskinan.
Nah jika sejak awal memang determinan sosial ini sudah mewarnai perkembangan ilmu kesmas mengapa kemudian hilang dan sepertinya baru belakangan ini dibicarakan. Nantikan tulisan saya tentang kebangkitan pemikiran biomedis dalam ilmu kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;