Fakta mengenai Industri dan bisnis Rokok di Indonesia

No Smoking

Senin, 31 Oktober 2011

Nama dan Makna - Sebuah Renungan yang Dalam

Abduh Ridha (baca:abduh rido), begitulah namaku. Ketika mengetahui nama tersebut, mungkin banyak orang bertanya (gr banget…. hihihi) makna di belakang nama tersebut. Nama indah tersebut merupakan pemberian orang tua melalui pemikiran yang dalam serta niat yang agung. Jika melihat dari sisi makna, nama tersebut terdiri atas dua kata, abduh dan ridha. Abduh yang berasal dari kata Abdul (sok tahu…wkwkwkk) berarti manusia, sedangkan Ridha merupakan salah satu nama dan sifat Allah. Melihat sisi makna saja bisa disimpulkan bahwa harapan atau doa dari nama tersebut agar pemilik nama menjadi anak yang diridhai oleh Allah. Hal ini sejalan dengan anjuran Rasullah, bahwa nama yang baik adalah Abdullah dan Abdurrahman.
Penasaran akan asal-usul pemikiran orang tua atas nama tersebut, dilakukannlah wawancara mendalam bahkan sangat dalam dengan pendekatan partisipatif (capek deh). Hasilnya ternyata mengejutkan, bahwa pemikiran atas pemberian nama tersebut tidak hanya memperhatikan anjuran agama maupun doa dari makna yang dikandung. Pemikiran atas nama juga menelisik dari sejarah sejumlah pemikir islam di abad pertengahan. Islam memiliki sejumlah pemikir dan pembaharu yang lahir di masa imperialisme barat terhadap negeri-negeri Islam. Atas pemikiran dan upaya mereka masyarakat Islam mampu bangkit dari jeratan imperialisme. Dua orang pemikir dan pembaharu Islam yang menjadi dasar semangat pemberian nama penulis adalah Muhammad Abduh dan muridnya Rasyid Ridha. Kedua pembaharu tersebut merupakan tokok yang lahir dan besar di Mesir dan telah dikenal luas. Berikut sejarah singkat kedua tokoh pembaharu itu.
* Muhammad Abduh
Abduh dikenal sebagai sosok pembaru dunia Islam yang memiliki pemikiran cemerlang. Di tangan Muhammad Abduh (1849-1905), gerakan pembaruan atau kebangkitan Islam memperoleh sentuhan yang lebih kuat dalam bidang pemikiran dan pendidikan. Dalam pandangan Haedar Nashir, karakter pemikiran dan kiprah pembaruan tokoh dari Mesir ini, relatif memiliki kemiripan dengan pemikiran KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Harun Nasution dalam bukunya “Muhammad Abduh dan Teologi Rasional” memaparkan ide-ide pembaruan Muhammad Abduh. Pertama, menyangkut pembaruan pemikiran keagamaan. Menurut Abduh, umat Islam mengalami kemunduran karena dihinggapi kejumudan dalam berpikir, sehingga tidak mengalami kemajuan
Kedua, masalah pendidikan. Abduh mengkritik umat Islam yang tenggelam dalam kebodohan, terkungkung dalam tradisi yang membuahkan umat terbelakang dan mudah dibodohi oleh penguasa. Dia juga mengkritik kebiasaan taklid terhadap ulama dan pemujaan yang berlebihan terhadap wali dan syekh. Karena itu, diperlukan pembaruan sistem pendidikan di lingkungan umat Islam yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Ketiga, dalam bidang politik. Abduh menekankan pentingnya pendidikan politik bagi rakyat melalui sekolah, surat kabar (media massa), dan dakwah dalam mengetahui hak-haknya. Dia juga berpandangan bahwa pemerintah harus benar-benar memperhatikan aspirasi rakyat. Penguasa sangat mungkin melakukan kesalahan, maka rakyat boleh mengingatkannya.
Keempat, menghadapi serangan pemikiran Barat. Abduh berpandangan hal-hal dari Barat atau dunia modern boleh diambil sejauh tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Islam bahkan agama yang sesuai dengan kemodernan. Namun, Abduh juga menangkis dan membela serangan pemikir-pemikir Barat yang salah paham dan keliru pandangannya tentang Islam.

* Muhammad Rasyid Ridha                  
Di Mesir, selain Muhammad Abduh muncul Muhammad Rasyid Ridha (1856-1935 M), murid dan kawan Abduh yang meneruskan gagasan-gagasannya. Perjumpaan dengan Al-Afghani dan Abduh, membuatnya menyerap pikiran-pikiran pembaruan.
Tetapi, berbeda dengan Abduh, Ridha lebih terbatas dalam memberi ruang pada akal dan masih terikat kuat pada pemikiran Ibnu Hanbal, Ibnu Taimiyyah, dan Muhammad bin Abdul Wahhab. Ridha tidak sebagaimana Abduh juga lebih terbatas dalam menerima pemikiran Barat, kendati mengakui pentingnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana negeri-negeri Barat. Sikap lebih keras terhadap Barat tampak pada pemikiran Ridha. Pemikiran pembaruan Rasyid Ridha tidak seberani dan semaju pemikiran Muhammad Abduh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;