Fakta mengenai Industri dan bisnis Rokok di Indonesia

No Smoking

Senin, 31 Oktober 2011

Rokok, Kandungan dan Bahayanya

Rokok terbukti menyebabkan sejumlah penyakit. Asumsinya bahwa  penyakit dapat muncul dari sejumlah jalan, dan setiap jalan memiliki satu bahkan lebih mekanisme komponen. Asap rokok sebagai campuran yang kompleks dan mengandung sejumlah racun yang berberda-beda, menyebabkan penyakit melalui sejumlah jalan, bahkan juga ikut melibatkan sejumlah gen. Gen mengatur aktifitas dari sejumlah jalan, dan mungkin juga berhubungan dengan jalan tersebut. Faktor lingkungan juga berpangaruh pada jalan yang sama seperti halnya asap rokok, dan juga berpangaruh melalui jalan lain, sehingga memperbesar konstribusi insiden penyakit akibat rokok (Surgeon General, 2010).
Lebih dari 70% penderita kanker paru adalah perokok, (WHO, 2008). berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker mulut, faring, laring, esofagus, pankreas, serviks, ginjal, ureter, kandung kemih dan kolon. Leukemia juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok. Hasil penelitian juga menemukan bahwa rokok dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler termasuk strok, sudden death, cardiac arrest, peripheral vascular disease dan aorta aneurysm. Banyak komponen yang terkandung di dalam rokok yang bersifat ciliotoxic dimana sifatnya mengiritasi dinding dari sistem pernafasan yang menyebabkan meningkatnya sekresi mucus di bronkus, penyakit pulmonal kronik, dan fungsi dari mucosilia.
Rokok juga terbukti berpengaruh pada kejadian penyakit kardiovaskular pada perokok aktif. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna  (Surgeon General, 2010).
Ditinjau dari segi asap rokok, asap rokok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu mainstream smoke (MS) dan sidestream smoke (SS). Mainstream smoke adalah asap yang dihisap oleh perokok selama merokok melalui pipa rokok atau batang rokok sedangkan sidestream smoke adalah asap rokok yang dihasilkan dari hasil pembakaran antara rokok dengan pipa rokok atau batang rokok. Komposisi kimia yang dihasilkan dari kedua asap rokok secara kualitatif adalah sama tetapi secara kuantitatif dijumpai perbedaan yang cukup signifikan antara MS dan SS. Sehingga dari hasil percobaan didapatkan SS secara quantitas mengandung lebih banyak senyawa kimia organik  jika dibandingkan dengan MS. Jadi dari hasil studi ditetapkan bahwa kemungkinan SS akan bersifat lebih karsinogenik dari pada MS walaupun pada konsentrasi yang sama banyak (Mucha, dkk, 2006).
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin bersifat sangat adiktif dan beracun, tidak berwarna. Nikotin yang dihirup dari asap rokok masuk ke paru-paru dan masuk ke dalam aliran darah kemudian masuk ke dalam otak perokok dalam tempo 7-10 detik.
Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0.5-3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 ml-nya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Pada paru-paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Seketika itu, nikotin merangsang terjadinya sejumlah reaksi kimia yang mempengaruhi hormon dan neurotransmitter seperti adrenalin, dopamine, dan insulin. Sehingga membuat sensasi yang nikmat pada rokok seketika tetapi sensasi ini hanya berlangsung seketika. 
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik. Sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi coklat, begitu juga di paru-paru. Tar yang ada dalam asap rokok menyebabkan paralise silia yang ada di saluran pernafasan dan menyebabkan penyakit paru lainnya seperti emphysema, bronchitis kronik dan kanker paru.
Karbon Monoksida adalah  suatu zat beracun yang sifatnya tidak berwarna dan tidak berbau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang/ karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%, dan gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.
Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih kuat dibandingkan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi di mana-mana. Terpaparnya dengan CO dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan hilangnya kesadaran sampai meninggal (Ambrose, dkk, 2004).

Reference:
Ambrose, J.A., & Barua, R.S. (2004) The Pathophysiology of Cigarette Smoking and Cardiovascular Disease. An Update, Journal of the American College of Cardiology,10:1731-1737.
Mucha, L., Stephenson, J., Morandi, N., & Dirani, R. (2006) Meta-Analysis of Disease Risk Associated with Smoking, by Gender and Intensity of Smoking, Gender Medicine, 4: 279-291.
Surgeon General. (2010) How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease : A report of the Surgeon General, Rockville, MD. Dept. of Health and Human Services, Public Health Service, USA.
WHO. (2008) The Global Tobacco Epidemic, Geneva. 

link terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;